Mesin screw press yang digunakan di kelapa sawit adalah alat yang sering digunakan pada proses pemisahan minyak di bagian mesin digester. Pada mesin ini juga terdapat pengepress, fungsi mesin ini sendiri adalah untuk memindahkan dan mengepress kelapa sawit sehingga ampas akan terpisah dari cairan.
Ampas dan cairan akan terpisah berupa air dan minyak. Mesin ini terdiri dari 2 unit, setiap unitnya mempunyai ulir berlawanan serta arah putar berlawanan. Tidak hanya itu, jarak putar antara satu sama lain juga tidak sama.
Umumnya, jarak putar antara satu dengan yang lain akan semakin mengecil. Lantas, seperti apa spesifikasi dan cara kerja dari mesin ini?
Spesifikasi Screw Press
Berikut sejumlah spesifikasi yang dimiliki mesin pengepres ini, antara lain:
1. Double Screw
Bagian yang pertama adalah double screw. Komponen double screw sendiri dibuat dari bahan baja tuang dan memiliki ukuran berbeda-beda antara satu mesin dengan mesin yang lain. Umumnya, perbedaan ukuran ini disebabkan karena besarnya kapasitas yang diminta pelanggan juga berbeda.
Satuan kapasitas dari mesin ini adalah Ton TBS per jam. biasanya, ketika membeli double screw di pasaran, akan ditentukan jam kerja yang ingin dicapai alat tersebut sampai pergantian berikutnya.
2. Press Silinder
Bagian yang lainnya adalah press silinder. Press silinder juga sering disebut dengan press cage. Press silinder merupakan komponen yang dibuat dari plat baja serta diperkuat dengan tulang plat yang memiliki ketebalan kurang lebih 8 mm.
Komponen ini memiliki bentuk kaca mata dengan bagian tengah yang terhubung. Selain disebut dengan press cage, komponen ini juga sering disebut dengan saringan. Karena, komponen ini membuat serabut dari daging buah kelapa sawit tidak ikut dalam cairan minyak yang telah di press.
3. Casing
Bagian lainnya yang tidak boleh dilupakan adalah casing atau body screw press. Body komponen ini biasanya dibuat dari plat mild steel yang memiliki ketebalan 10 mm. Komponen ini umumnya memiliki bentuk kotak serta dilengkapi dengan pintu yang ada di sebelah kanan, kiri serta atas.
Pada bagian atas, Anda akan menemukan 2 pintu yakni pintu untuk melihat kondisi press silinder, dan pintu yang digunakan untuk menghubungkan komponen ini dengan corong umpan.
4. Gear Box
Bagian lainnya adalah gear box. Umumnya, gear box berada di belakang mesin ini dan di dalamnya terdapat secondary screw dan primary screw serta digabungkan dengan gear sehingga putarannya saling berlawanan arah.
Biasanya, salah satu masalah yang terjadi pada gear box adalah bearing as sering patah karena over pressure, kualitas bearing kurang sesuai dan minyak pelumas yang kurang.
Pada bagian gear box, biasanya sudah dilengkapi dengan selang sight glass yang dapat digunakan untuk melihat level pelumas dari luar, serta dilengkapi dengan lubang intip yang ada di bagian atas agar dapat melihat seperti apa kondisi bearing.
5. Bantalan
Bagian yang terakhir adalah bantalan. Bantalan merupakan elemen meisn yang akan menampung poros sehingga gesekannya bisa berlangsung dengan halus, aman serta memiliki usia pemakaian yang panjang.
Bagar poros mesin bekerja dengan baik, bantalan ini harus kokoh. Ada berbagai macam komponen dari bantalan, mulai dari cincin dalam, elemen gelinding, cincin luar dan lainnya.
Bantalan sendiri dibagi menjadi beberapa jenis. Contohnya saja seperti bantalan luncur. Di bagian bantalan ini terdapat gesekan luncur yang terjadi antara poros serta bantalan karena permukaan poros akan ditumpu pada permukaan bantalan yang memiliki lapisan pelumas.
Bantalan luncur dapat menumpu poros putaran tinggi dan memiliki beban besar. Dengan konstruksi sederhana, bantalan ini sebenarnya mudah untuk dibongkar pasang.
Cara Kerja Screw Press
Bagaimana cara kerja dari mesin ini? Pada awalnya, motor listrik menjadi sumber gerakan yang berfungsi menggerakkan mesin. Nantinya, mesin ini dihidupkan dari panel kendali, dan sistem hidroliknya, kemudian air panas dengan suhu 900 derajat dimasukkan dari pipa.
Setelah air panas dimasukkan, motor listrik akan hidup dan memutar pulley dari poros motor berdaya 30 kw serta putaran 1475 rpm. Pull ini nantinya akan menggerakkan sabuk dan menghantarkan putaran ke bagian pull di poros.
Bagian poros dari mesin ini akan menggerakkan sabuk dan menghantarkan putaran ke pull yang sudah terpasang di poros, kemudian menghubungkan ke gear reducer. Bagian gear reducer yang digerakkan ke poros utama, dihubungkan dengan kopling.
Poros utama akan menggerakkan roda gigi dan mengakibatkan dua poros berulir akan bergerak secara berlawanan arah dan memiliki putaran yang sama. Di bagian akhir ulir, Anda akan melihat konus yang bergerak dengan bantuan sistem hidrolik maju mundur sesuai tekanan yang diperlukan.
Konus yang bergerak maju mundur ini dilakukan untuk meningkatkan hasil pengepresan, dengan tekanan 30 hingga 50 bar. Kemudian, minyak yang dihasilkan oleh mesin akan dialirkan ke bagian vibrating screen dan dialirkan ke crude oil tank, agar pemrosesan bisa dilakukan lebih lanjut.
Bagian serabut serta biji buah sawit yang mengandung 4% minyak akan dialirkan ke cake breaker conveyor agar proses selanjutnya bisa dilakukan. Motor listrik nantinya juga akan memutar screw press yang sudah dikurangkan putarannya, dari 1475 menjadi 12 rpm dari speed reducer.
Hal yang Harus Diperhatikan Saat Menggunakan Mesin
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, kapasitas mesin yang digunakan harus disesuaikan dengan olahan pabrik. Untuk menentukan kapasitas sebesar 12 ton TBS / jam, salah satu hal yang harus diperhatikan dengan baik, seperti massa buah kelapa sawit.
Umumnya, sebelum kelapa sawit ini masuk ke screw press, massa awal buah sudah berkurang secara signifikan. Hal tersebut dikarenakan berlangsungnya proses penebahan di mesin stripper. Massa sawit yang berkurang ini berupa tanda kosong yang dipindah dengan menggunakan konveyor.
Bagaimana Agar Mendapatkan Hasil Pressing yang Baik?
Agar memperoleh hasil pressing yang baik yaitu minyak kelapa sawit akan keluar seluruhnya, keadaan screw press ini harus selalu penuh. Kondisi tersebut diperlukan agar mendapatkan efisiensi yang baik dari penekanan yang dilakukan, bila banyak ruang kosong ketika penekanan, pressing tidak akan berlangsung secara maksimal.
Tekanan Press-an Pada Screw Press
Umumnya, penggerak mesin ini dilakukan dengan elektromotor serta dipindahkan menggunakan belt, hydraulic, dan gigi. Power yang dibutuhkan agar bisa menggerakkan alat screw adalah 19 hingga 21 KWH dan putaran shift 12 hingga 14 rpm.
Efektivitas dari tekanan tersebut bergantung dari tahanan lawan. Kemudian, tekanan pada hydraulic cone yang sesuai adalah 40 hingga 50 bar. Sebenarnya, mengapa tekanan pressan ini harus stabil? Berikut sejumlah alasannya, antara lain:
- Agar minyak yang hilang dalam ampas bisa diperkecil. Dengan adonan yang masuk merata dalam mesin dan diimbangi dengan stabilnya tekanan, ekstraksi minyak akan jauh lebih sempurna, dan risiko kehilangan minyak akan jauh lebih rendah.
- Menurunkan jumlah biji yang pecah. Perlu diketahui, jika semakin tinggi variasi tekanan yang dilakukan mesin, biji yang pecah akan semakin tinggi. Oleh sebab itu, tekanan pada screw press harus stabil, agar tidak banyak biji yang pecah.
- Memperpanjang umur mesin. Beberapa komponen alat seperti cylinder press, crew hingga electromotor umumnya lebih tahan lama jika tekanan lebih stabil dan goncangan elektrik menjadi lebih berkurang.
Pemberian Air Saat Mesin Berjalan
Air pengencer umumnya juga diberikan pada alat. Biasanya, pemberiannya bergantung dari jenis alat. Pemberian air pengencer ini biasanya dilakukan dengan cara menyiram air ke dalam pressan dari atas, tengah atau di chute.
Selain itu, jumlah air yang diberikan juga bergantung dari suhu air pengencer. Sebagai catatan, jika semakin tinggi air pengecer, jumlah air yang diberi akan menjadi semakin sedikit.
Cara Mengoperasikan Screw Press
Untuk mengoperasikan mesin ini, terdapat sejumlah tahapan yang harus dilalui mulai dari sebelum pengoperasian, saat pengoperasian dan menghentikan pengoperasian. Berikut langkah yang harus dilakukan:
1. Sebelum Pengoperasian
Sebelum mengoperasikan mesin, terdapat sejumlah hal yang harus disiapkan, seperti:
- Mengisi minyak dengan shell tellus 68 atau minyak sejenisnya. Pengisian dilakukan kira-kira 40 liter sampai di ambang batas.
- Isi minyak di bagian bak roda gigi dengan menggunakan shell omala atau macoma. Pengisian dilakukan kurang lebih 55 liter sampai mencapai ambang batas
- Pengisian minyak reduktor atau gear reducer. Pengisian dilakukan dengan menggunakan shell omala 460 atau sejenisnya hingga 65 liter sampai mencapai ambang level gauge di samping reduktor.
- Bersihkan lokasi terlebih dahulu dari semua sisa kotoran
- Periksa semua kekencangan baut dan mur. Selain itu periksa sambungan kabel yang ada di kotak starter serta electric motor. Bila longgar, komponen listrik di dalam kotak starter akan mudah terbakar.
- Periksa putaran electric motor. Arah yang dimilikinya harus balik arah dengan jarum jam.
- Periksa kekencangan belt
- Periksa semua sambungan dan jaringan. Jangan sampai ada pipa yang bocor.
2. Menjalankan Screw Press
Setelah dilakukan sejumlah pengecekan, pengujian hingga pengisian minyak. Mesin ini siap untuk dijalankan. Berikut langkah untuk menjalankannya, antara lain:
- Tekan bagian switch on di panel kotak starter. Jalankan mesin selama kurang lebih 10 menit dalam keadaan kosong.
- Perhatikan ampere meter yang berada di panel kotak. Salah satu hal yang dijadikan sebagai catatan adalah daya harus sesuai dengan beban kosong electric motor. Jika semakin rendah, akan semakin baik.
- Bila percobaan beban kosong sudah dilakukan, mesin dapat dioperasikan dengan normal.
- Pastikan kembali jika mesin digester serta ukuran amplas yang ada di bawah mesin bisa beroperasi dengan baik.
- Hidupkan sistem kemudian atur posisi cone dengan sedekat mungkin menggunakan dismantling plate. Anda juga harus memastikan jika sistem sudah disetel dengan baik.
- Buka corong digester sehingga buah bisa masuk ke mulut mesin.
- Buka kran air panas, sehingga air panas bisa menyemprot di tempat presan, kemudian atur volume air panas kurang lebih 180 hingga 200 liter per jam dengan cara melihat meteran.
- Jalankan sebentar dengan posisi ini, sampai melihat ampas bisa keluar dari mulut mesin, dan periksa kembali posisi cone dengan tekanan 50 hingga 60 kg / cm, sesuai kondisi buah sampai memperoleh hasil pressan optimal.
- Jika semua sudah berjalan dengan lancar, penyetelan terakhir yang harus dilakukan adalah memeriksa agar tekanan kerja ini permanen dan cone mesin dapat berjalan otomatis tanpa perlu kendali dari operator.
3. Penghentian Mesin
Jangan salah, untuk menghentikan screw press berjalan, Anda tidak boleh langsung mematikannya saja. Terdapat sejumlah langkah yang harus dilakukan untuk menghentikan mesin, seperti:
- Sebelum menghentikan mesin, Anda harus memperhatikan jika buah di sangkar pressan harus sudah habis atau kosong.
- Kemudian, atur posisi cone menjadi mundur atau menjauh dari dismantling plate, sehingga sisa-sisa buah yang ada di dalam sangkar presan akan keluar semua ke cake breaker. Ketika mengosongkan sisa buah, Anda harus memperhatikan kemampuan cake breaker conveyor setra fibre fan.
- Anda dapat menekan tombol off hydraulic system.
- Jika buah di dalam sangkar presan sudah tidak tersisa, Anda dapat menekan tombol off.
Perawatan Mesin Screw Press
Dengan penjabaran di atas, dapat dikatakan jika mesin ini menjadi komponen penting dalam pengolahan kelapa sawit, khususnya untuk memisahkan kelapa sawit agar nantinya menjadi minyak mentah.
Oleh sebab itu, perawatan mesin harus dilakukan dengan baik agar tidak terjadi kerusakan. Ketika terjadi kerusakan pada mesin, sudah pasti proses produksi kelapa sawit akan mengalami gangguan baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Pengecekan setiap komponen mesin juga menjadi hal yang harus dilakukan. Agar saat terjadi masalah, kerusakan tersebut dapat terkendali dan pengoperasian minyak tidak terpengaruh. Berikut cara melakukan perawatan mesin, antara lain:
1. Pembersihan Mesin
Sebisa mungkin, mesin harus dilakukan pembersihan secara berkala. Umumnya, pembersihan dilakukan setelah mesin selesai digunakan. Selain pembersihan bagian luar, pembersihan mesin bagian dalam juga bisa dilakukan dalam kurun waktu tertentu.
Contohnya, pembersihan screw press dilakukan dalam kurun waktu 1 bulan sekali, di setiap tanggal 1 atau tanggal 2. Sehingga, performa mesin tetap terjaga dengan baik.
2. Pengecekan Komponen
Mengecek komponen mesin bukan hanya harus dilakukan ketika mesin mengalami kerusakan. Tetapi, pengecekan komponen harus dilakukan secara berkala. Pengecekan komponen ini mulai dari mengecek mur dan baut mesin, apakah terpasang dengan baik.
Kemudian apakah minyak mesin masih dalam kondisi baik dan yang lainnya. Dengan pengecekan komponen yang teratur, performa mesin akan selalu prima.
3. Ganti Komponen yang Usang
Ketika screw press sudah digunakan dalam kurun waktu tertentu, contohnya mesin sudah digunakan dalam waktu 5 tahun, pasti terdapat komponen usang yang harus diganti. Bila ditemukan komponen mesin yang sudah usang, hindari menunggu terjadi kerusakan.
Pastikan segera melakukan penggantian komponen tersebut. Dibandingkan dengan menunggu komponen mengalami kerusakan, akan lebih baik segera mengganti komponen saat sudah usang.
4. Pastikan Minyak Diberi Dalam Jumlah yang Tepat
Dalam langkah pengoperasian mesin di atas, sebelum mesin di jalankan, operator harus mengisi sejumlah minyak ke dalam mesin. Pastikan takaran minyak yang diberikan sudah tepat.
Hindari memberikan minyak melebihi ambang batas, karena dapat menyebabkan minyak meluber dan kondisi mesin menjadi terganggu. Bagaimana jika minyak yang diberikan kurang dari seharusnya?
Pemberian minyak yang kurang dari seharusnya dapat menyebabkan mesin menjadi aus. Lebih-lebih jika mesin terus menerus digunakan. Jika hal ini dibiarkan, mesin dapat mengalami kerusakan.
Screw press menjadi salah satu bagian dari proses produksi yang harus diperhatikan kondisinya. Untuk mendapatkan mesin yang berkualitas, PT Yuan Adam Energi dapat dijadikan sebagai pilihan supplier screw press yang memiliki full team support. Di sini, Anda bisa menemukan sparepart mesin yang lengkap dan layanan after sales yang memudahkan konsumen.